Tekniksemprot menggunakan kompresor. (Sumber: Antara Jateng) Teknik semprot menggunakan airbrush yang biasa digunakan untuk mengecat kendaraan kini bisa menjadi alternatif pewarnaan batik. Penggunaan airbrush dan kompresor menghasilkan warna yang unik dan menarik dalam waktu yang relatif cepat. Warna yang muncul pada batik menjadi lebih beragam sekaligus terlihat natural dan nyeni.- Pewarnaan batik pada umumnya terbagi menjadi dua kategori, kategori pertama yaitu pewarnaan batik dengan menggunakan pewarna alami dan kategori kedua yaitu pewarnaan batik menggunakan pewarna sintetis atau pewarna buatan. Jenis pewarna sintetis merupakan jenis yang paling banyak digunakan oleh pengrajin batik karena pewarna buatan ini lebih mudah digunakan dan juga dari sisi biaya jauh lebih murah dibandingkan pewarna alami. Zat Pewarna Sintetis Zat pewarna sintetis atau biasa disebut dengan bahan pewarna buatan/sintetis adalah zat yang sering digunakan untuk pewarna kain batik. Penggunaan yang lebih praktis dan mudah dibeli ditoko-toko membuat sebagian besar pengrajin batik lebih memilih menggunakan pewarna sistetis dari pada pewana alami. Pewarna sintetis juga memiliki lebih banyak varian warna dibandingkan pewarna alami. Zat pewarna sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mewarnai kain. Tetapi tidak semua zat pewarna sintetis dapat digunakan untuk membatik, contohnya zat pewarna sintetis dengan media pemanasan. Zat pewarna tersebut tidak bisa digunakan untuk pewarnaan batik karena, dalam proses pewarnaan batik tidak boleh menggunakan media panas karena dapat membuat lilin/malam batik akan meleleh. Jenis-jenis Zat Pemarna Batik Sintetis Pewarna Napthol Zat pewarna napthol digunakan pada saat proses pewarnaan dengan teknik celup. Pewarnaan dengan menggunakan zat napthol mememiliki dua proses, proses pertama untuk napthol dasar, dan proses kedua untuk napthol pembangkit warna. Napthol dasar digunakan untuk proses pewarnaan pertama kali pada saat pencelupan kain batik. Dalam proses ini warna kain belum terlihat, sedangkan proses kedua yaitu napthol pembangkit warna dilakukan dengan tujuan membangkitkan warna sesuai yang diinginkan dengan mencampurkan larutan garam diazonium. Pewarna Indigosol Zat pewarna indigosol digunakan pada saat proses pewarnaan dengan menggunakan teknik celup dan colet kuas. Pewarnaan dengan menggunakan zat indigosol biasanya dimaksudkan untuk mendapatkan warna-warna yang lembut pada kain batik. Proses pewarnaan kain batik dengan menggunakan pewarna indigosol sama dengan proses pewarnaan napthol, perbedaanya hanya terdapat diproses pembangkitan warna harus melalui proses oksidasi. Proses oksidasi yang terjadi yaitu memasukan kain yang telah diberi indigosol kedalam larutan asam sulfat atau asal florida HCI atau H2SO4 atau Natrium Nitrit NaNO2. Pewarna Rapid Zat pewarna rapid digunakan pada saat proses pewarnaan dengan menggunakan teknik colet kuas. Pewarna rapid merupakan campuran dari naphol dan garam diazonium yang telah distabilkan. Proses untuk membangkitkan warna menggunakan larutan dari zat asam sulfat atau asam cuka. Nah itu dia beberapa jenis pewarna sintetis yang sering digunakan dalam industry batik, baik batik tulis, maupun batik cap. Meski pewarna sintetis ini memiliki kelebihan dalam kemudahan penggunaan dan harga yang murah. Dalam menggunaan pewarna sintetis ini harus lebih bijak lagi agar limbah pewarna sintetis tersebut tidak merusak lingkungan.kendalamaka penggunaan bahan pewarna sintetis juga masih di bolehkan, tetapi harus berupa jenis pewarna yang memang ditujukan untuk makanan (food grade) dengan jumlah yang proporsional dan tidak berlebihan. (Wisnu Cahyadi, 2009) c. Pewarna sintetis merupakan zat warna yang berasal dari zat kimia, yang sebagian besar tidak dapat digunakan Berandatutorial batikCara Penggunaan Indigosol pada Pewarnaan Batik Baca selengkapnya Bubuk Pewarna Indigosol Indigosol merupakan pewarna sintetis yang sering digunakan dalam proses pewarnaan kain batik, karena pewarna indigosol mudah digunakan dan menghasilkan warna yang bagus dan tahan lama. Dalam proses pewarnaan dengan menggunakan indigosol maka kita perlu membuat larutan pewarna batiknya dan larutan pengunci warna agar warna batik tidak luntur. Mari kita mulai cara menggunakan indigosol untuk mewarnai batik, Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pewarnanya adalah 1. Bubuk pewarna indigosol 2. Air panas yang baru mendidih - Untuk membuat larutan pewarna 2 liter maka dibutuhkan air panas sebanyak 1 liter. 3. Kemudian takar bubuk pewarnanya 100gr bubuk pewarna untuk 2 liter air. 4. Kemudian masukkan bubuk pewarna yang sudah ditakar ke dalam wadah ember. Lalu tuang air panas separuh dulu, aduk sampai semua bubuk larut dalam air panas tersebut. Jika sudah, tambahkan separuh lagi air dingin air biasa. 5. Pewarna sudah jadi dan siap digunakan untuk mewarnai batik, baik dicolet maupun dicelup. 6. Setelah kain batik diberi warna, kemudian kain yang telah diwarnai tadi diangin-anginkan sampai kering, dan dijemur di terik matahari sebentar. 7. Agar warna batik tidak luntur, maka kita perlu mengunci warna tersebut pada kain fiksasi. Untuk pewarna indigosol maka penguncinya adalah sodium nitrit dan air keras. Untuk mempermudah pencelupan pada pengunci ini, ada baiknya pengunci untuk fiksasi ini dibuat dengan volume yang cukup banyak sekitar 10-20 liter. Cara membuat pengunci warna Takar nitrit seberat 50 gram, larutkan kedalam 10 liter air. Lalu tambahkan air keras 50 gram juga, kemudian tambah lagi dengan air 10 liter. Jika sudah, kain batik yang sudah diwarna tadi tinggal dicelupkan dan direndam sesaat pada larutan pengunci tersebut. Saat direndam itu, harusnya sudah nampak hasil pewarnaannya. Dan ketika diangkat, warna sudah benar-benar nampak dengan jelas. 8. Selanjutnya tinggal dicuci dengan air bersih. Sebaiknya direndam beberapa saat sebelum dikeringkan atau dilorot. Sekian. Jenis-Jenis Pewarna Batik Sintetis
penggantiproses pewarnaan indigosol dengan sistem penyinaran pengganti sinar matahari langsung (sistem sinar ultraviolet); (4) proses pembuatan model mesin fotonik dan produksi eksperimen pewarnaan bahan indigosol bisa menjawab tantangan produksi batik di musim penghujan; (5) produksi pewarnaan batik jenis
jauhlebih mudah dan praktis. Zat pewarna sintetis untuk kain sasirangan mulai digunakan pada tahun 1982. Sejak saat itu, para pengrajin kain sasirangan mulai beralih ke pewarna sintetis karena lebih praktis dan menghasilkan warna yang lebih tajam. Dalam dunia pertekstilan kasus perkembangan penggunaan pewarnaan tekstil seperti ini menurut
ZatWarna Alami. Zat warna alami adalah salah satu jenis pewarna yang berumber dari tanaman dan hewan yang digunakan sebagai pewarna untuk makanan. Beberapa pewarna alami turut ikut menyumbangkan nilai nutrisi (seperti karatenoid, riboflavin, dan kobalamin), bumbu (kunyit dan paprika), dan pemberi rasa (karamel) ke bahan olahannya.
Marikita mulai cara menggunakan indigosol untuk mewarnai batik, Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pewarnanya adalah: 1. Bubuk pewarna indigosol 2. Air panas yang baru mendidih - Untuk membuat larutan pewarna 2 liter maka dibutuhkan air panas sebanyak 1 liter. 3. Kemudian takar bubuk pewarnanya ( 100gr bubuk pewarna untuk 2 liter air ). 4.Pengalengansecara hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dan kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa. 5. Penggunaan bahan kimia Bahan pengawet dari bahan kimia berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan dari serangan makroba pembusuk dan memberikan tambahan rasa sedap, manis, dan pewarna.
2 Pewarnaan bahan-bahan pewarna sintetis seperti cat indigosol dan naphtol yang mempunyai jenis warna yang tak terhingga serta tidak luntur, dengan cat-cat itu memungkinkan proses pewarnan dilakukan dengan penyoletan sehingga hasilnya beraneka warna. Dalam bidang pewarnaan berkembang batik besutan dan sinaran dari cat